Dengan teriakan dan suara yang tak mau kalah semua berbaur
Makin membuat mata membelalak seperti menonton tanjidor
Dan makin membuat hati dag dig dug seperti sedang menghadapi teror
Suara motor menderu dengan sejuta gayanya meliuk-liukan pinggulnya yang kokoh
Angkutan tua dan reot dengan arogannya berhenti mengambil jalan separuh
Mobil-mobil bak etalase memperlihatkan tuan dan nyonyah
Sarapan, berdandan, merokok atau musyawarah
Pejalan kaki dengan gagahnya menyeberang tanpa menoleh
Dengan gagang yang menggapai-gapai penyapu jalan pun acuh
Yang satu tidak menghiraukan yang lainnya, terserah...
Jakarta, kota penuh dengan gemerlap biasan lampu
Sinar kerlap kerlipnya hanya membuat kutermangu
Seperti hendak memunguti sampah yang berserakan dijalan , lalu....
Ingin rasanya menggenggam tangan si pelempar sampah tapi tak mampu
Dan angin makin melambungkan kesegala penjuru
Rupanya sama sulitnya seperti menjebak tikus-tikus penggerogot negeri
Dan memasukkannya kedalam jejeran ruang berterali
Tak ada lagi hati nurani
Semua berebut tempat berebut kekuasaan diri
Tanpa ada lagi yang peduli
Inilah potret negeri sendiri
Semua ada menjadi satu, disini...
Pura-pura melupakan kewajiban apalagi tanggung jawab, tapi...
Selalu meminta haknya melulu
Inilah negeri suka-suka itu
![]() |
Negeri Suka-suka # 1 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar